top of page

Melancong Ke Kuala Lumpur, Pengalaman Pertama Traveling Keluar Negeri Mengenakan Hijab (2012)

Ini adalah kunjungan saya untuk pertama kalinya ke Kuala Lumpur namun negeri serumpun ini telah membuat saya jatuh cinta. Terpesona dengan modernisasi yang sangat dekat dengan budaya saya, Indonesia! Perjalanan tahun 2012 silam telah memberikan kesan mendalam sekaligus pengalaman solo traveller disela-sela perjalanan saya bersama Ayah.

Perjalanan ini berawal dari ajakan Ayah yang diundang mengikuti meeting di Malaysia. Waktu yang sangat pas karena menjelang akhir tahun saya masih memiliki sisa cuti yang lumayan banyak, so saya memilih untuk menghabiskannya di sana. Saya sangat tertantang dan memanfaatkan momentum ini untuk mengeksplorasi negara yang mayoritas penduduknya Islam ini. Karena keberangkatan saya bukan murni travelling namun berbagi waktu dengan Ayah yang sibuk mengikuti konferensi, saya harus menyusun waktu agar bisa maksimal mengexplorasi perjalanan di pagi sampai malam hari tetapi tetap jalan-jalan seru bersama Ayah.

Agenda pagi menjadi pengalaman yang menantang karena baru menjelang malam saya bisa jalan-jalan bersama Ayah, artinya jalan-jalan di pagi hari harus sendirian alias solo travelling. Excited bercampur deg-degan karena ini pertama kalinya saya jalan-jalan sendirian di negeri orang, namun berbekal buku saku tentang Kuala Lumpur, berserta kamera dan sudah riset target lokasi yang sudah saya pilih sebelum keberangkatan. Perjalanan saya aman karena sudah menyusun sendiri initerary sendiri.

Ingin tahu seperti apa?

Stay Tuned!

WHERE YOU COME FROM?

Rasanya senang sekali bisa berkunjung ke negara yang memiliki mayoritas religi yang sama. Apalagi dengan penampilan hijab saya, seringkali saya dikira orang Malaysia dan diajak berbincang dengan bahasa Melayu. Jika saya berbahasa Inggris mereka langsung menanyakan, “where you come from?” biasanya itu yang dilakukan oleh orang India. Setidaknya saya merasa aman karena disini wajah saya sangat melayu sering kecele dianggap turis!

TERPESONA DENGAN IKONIK MALAYSIA, MENARA KEMBAR PETRONAS!

Tantangan pertama, saya harus memperhatikan betul rute MRT yang berlalu lalang karena salah sedikit saya bisa salah stasiun dan tujuan., Untuk itu di malam pertama di Kuala Lumpur bersama dengan Ayah saya mengisinya dengan menjelajahi terminal MRT yang terletak bersebelahan dengan hotel tempat saya beristirahat. Sebagai persiapan esok hari memulai solo travelling esok hari.

Apa yang terlintas saat memikirkan Malaysia? Tentu kehadiran Menara Kembar Petronas. Kami menggunakan MRT dengan tujuan Stasiun KLCC - Suria Mall rupanya stasiun itu berada di lantai terdasar dari KLCC. Mallnya berdiri megah dan banyak brand-brand mewah seperti di Jakarta. Saya bersama Ayah langsung mencari pintu keluar menuju taman, kami ingin melihat secara langsung indahnya menara kembar dan berhasil! Rasa penasaran saya masih terus berlanjut dan bertekad untuk mengunjunginnya saat matahari tengah bersinar cerah alias pagi hari.

DEMI 4 TEMPAT INI TAK IKUT CITY TOUR KARENA DIBATASI WAKTU

Satu alasan tegas mengapa saya tak ingin mengikuti city tour, sebuah keputusan yang cermat karena saya bisa mengunjungi 4 lokasi wisata ini dengan leluasa tanpa harus khawatir diburu waktu. Terutama dua tempat ini, saya ingin mengetahui tentang Islam di negara lain.

Masjid Negara Yang Memesona

Masjid Negara: Berkubah Seperti Payung Menganalogikan Perlindungan

Saya sampai kesini dengan menggunakan MRT. Rasa takjub datang ketika sampai ke Masjid Negara ini, bentuk masjid ini sangat unik, memiliki kubah seperti payung besar dan kenyataan itu membuat pertanyaan muncul dalam diri saya. Masjiad Negara ini seperti layaknya Masjid Istiqlal, terbesar dan paling banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Saya dibuat terpukau dengan banyaknya turis non-muslim yang berkunjung kesana. Di pintu pendaftaran para pengunjung diharuskan untuk melepaskan alas kaki dan bagi yang berpakaian pendek ataupun belum mengenakan hijab dianjurkan menggunakan mukena (sebagai simbol penghormatan untuk memasuki tempat ibadah yang suci) Para turis juga mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang Islam dan tempat ibadah suci umat Islam ini. Sayangnya karena Masjid ini dianggap sebagai museum, kita tidak diperbolehkan untuk sholat disini.

Ada satu hal yang menarik rasa ingin tahu saja, ketika melihat bagian langit-langit di bawah kubah ternyata tertera ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menampilkan keindahan Ayat Kursi. Petikan surat Al-Baqarah ayat 255 yang akrab disebut Ayat Kursi ini memiliki arti seperti ini, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Mengapa Ayat Kursi? Ternyata menyimpan makna mendalam yang membuat saya terpukau.

Pertama, Kubah berbentuk payung tersebut digambarkan sebagai simbol dari Allah Swt untuk melindungi umat-Nya.

Kedua, Payung merupakan simbol kekuasaan (Di Malaysia, payung biasanya digunakan untuk melindungi raja saat berjalan dalam arak-arakan)

Ketiga, Payung merupakan simbol dari penguasa yang bertugas melindungi seluruh masyarakatnya.

Maknanya begitu mendalam ya!

Salah satu koleksi Al-Quran di Muzeum ini

Muzium Kesenian Islam Malaysia : Al-Qur’an dari berbagai belahan Dunia

Tak jauh dari Masjid Negara, jika kita berjalan sedikit masuk ke dalam terdapat bangunan istimewa yang menyimpan sejarah Islam. Museum Kezenian Islam Malaysia, lokasi ini terdiri dari beberapa lantai ini menyimpan manuskrip-manuskrip Islam. Saat saya berkunjung saya beruntung karena sedang ada pameran kemerdekaan Malaysia. Saya mendapatkan kesempatan untuk mengetahui sejarah Malaysia menemukan kemerdekaannya.

Di lantai dua saya baru memasuki museum yang saat itu tidak terlalu ramai, namun saya tak sendirii ada beberapa turis muslim berhijab dari Timur Tengah juga melihatnya. Museum ini memperlihatkan bagaimana perkembangan di Malaysia ataupun Al-Qur’an dari berbagai negara. Cantik dan indah, ada yang berhiaskan keemasan dan lainnya.

Saya dibuat kagum oleh Al-Qur’an yang masih tersimpan begitu indah, hanya saja agar tidak merubahnya ada larangan untuk mendokumentasikannya dengan menggunakan blitz untuk menjaga keutuhan koleksi Al-Quran yang ada. Saya mengikuti aturan tersebut dan kunjungan tersebut membuat terlintas di benak saya untuk mengunjungi negara-negara Islam lainnya pada suatu hari nanti karena saya sungguh terpesona!.

Menyapa Lebih Dekat Burung Nan Cantik Di KL Birdpark

Setelah berpuas diri dengan budaya Islam di Kuala Lumpur, ternyata tak jauh dari situ terdapat tempat wisata yang menarik. Hanya saja kali ini saya harus berjalan kaki mengingat disana tidak dilewati akses kendaraan umum. Hanya dilalui bis turis dan saya tidak mempunyai akses kartu untuk menaikinnya kan saya solo traveler mixed backpacker!

Perut saya yang lapar membuat memilih singgah sejenak di kantin Museum Tan Abdul Razak dan menikmati makan siang disana. Saya kemudian berjalan dan berhasil memasuki KL Bird Park! Lagi-lagi saya dikira orang Malaysia ketika membeli tiket oleh petugas yang merupakan orang India dan saya pun membalas percakapan dengan berbahasa Indonesia.

Reaksi saya saat memasuki KL Bird Park ini sungguh menakjubkan, berbeda dengan pemikiran saya sebelumnya. KL Bird Park ini tak berupa kandang, mereka membebaskan burung-burungnya untuk beterbangan. Pembatasnya, mereka hanya memancang tiang tertinggi dan memasang jaring-jaring sepanjang kompleks KL Bird Park. Suasana nyaman ini membuat si burung merasa “tidak terkurung dalam kandang” hanya jenis-jenis predator yang dikandangkan karena dapat membahayakan burung dan para pengunjung yang bervariasi. Jadi setiap pengunjung dapat merasakan sensasi begitu dekat dengan para penghuni, ada merak yang berlalu lalang ataupun jenis lainnya di dekat anda. Jangan memberikan makanan sembarang, itu salah satu aturan yang diterapkan disini dan tidak boleh dilanggar. Sebagai kenang-kenangan saya pun memanfaatkan momen narsis berfoto bersama burung-burung cantik yang menaiki tubuh saya. Sensasional dan tak terlupakan! Sebagai cenderamata saya membeli t-shirt KL Bird Park yang cantik dan magnet.

Aquaria, Taman Air Tawar Di Mall

Pernah datang ke Taman Air Di TMII? Kurang lebih seperti itu! Efisiennya, Aquaria ini terletak di dalam mall! Seru juga melihat kolam-kolam ikan layaknya Sea World disini. Memang tak ada terowongan kaca, namun ada aquarium yang sangat besar dan mampu membuat matamu berpuas-puas melihat para ikan berlalu-lalang!

Hang Out Di Bukit Bintang Yang Gaul

Lelah berjalan seharian saya kemudian beristirahat dan menunggu Ayah selesai rapat. Saat malam datang, kami langsung memanfaatkan perjalanan menggunakan Monorail dengan tujuan ke Bukit Bintang. Ya, Bukit Bintang merupakan tempat yang populer untuk anak-anak muda di Malaysia. Disini terdapat beranekaragam toko dan mall yang terdapat brand-brand ternama! Kami sekali lagi memilih untuk makan dan saatnya mencicipi kopitiam. Kami memilih tidak berlama-lama karena khawatir jika terlalu malam jadwal Monorail berakhir.

SESEKALI MENCICIPI TRIP SINGKAT ALA TURIS

Usai mengunjungi tempat-tempat impian secara independen ada satu tempat yang masih membuat saya penasaran, Batu Caves! Namun setelah memperhatikan rute MRT dan lainnya, membutuhkan waktu yang cukup panjang jika dilakukan secara solo. Akhirnya demi tujuan yang satu ini sekitar 1 jam dari Kuala Lumpur, saya memilih untuk mengikuti tour. Tak tanggung-tanggung, anggota tour ini cukup banyak menggunakan bus besar. Hampir mayoritas pengikutnya adalah turis Eropa, tapi saya berjodoh dengan orang Melayu karena disebelah saya duduk seorang perempuan Malaysia yang tengah magang. Selama perjalanan kami berbicara dengan bahasa campur-campur Melayu dan Inggris.

Royal Selangor, Pusat Perak Mewah Itu Ternyata Di Malaysia

Saya mesti bersabar dahulu, karena sebelum sampai ke Batu Caves, saya diajak mengunjungi tempat kerajinan perak yang sangat terkenal, Selangor. Saya pernah melihatnya di beberapa pameran dan mall mewah di pusat Ibu Kota, jadi excited juga menghampirinya langsung ke pabrik dan pusatnya di Malaysia. Tapi saya memilih untuk tidak berbelanja disini, saya fokus untuk melihat keindahan karya-karyanya saja.

Menjejak Tugu Buddha Terbesar Di Batu Caves

Sejumlah list perjalanan sudah berhasil saya kunjungi. Tujuan terakhir saya adalah Batu Caves yaitu tugu Budha terbesar yang berada disisi kota Malaysia. Jika diakses dengan MRT cukup panjang dan tidak ada yang berhenti di tempat ini. Pilihan saya jatuh untuk menggunakan bis touring dari hotel. Saya mengikuti rombongan turis. Tetapi saya harus mengikuti serangkai tour sebelum sampai ke Batu Caves, kita harus melewati Selangor Silver yang branded. Pabrik silver yang branded, disini saya berkenalan dengan orang Malaysia. Besar sekali, itu reaksi saya melihat dewa Hindu berdiri dengan tegak. Untuk mencapai lebih dekat saya harus menaiki sejumlah anak tangga. Saya tak sendiri karena disana juga terdapat monyet-monyet lucu nan menggemaskan.

Thank You Malaysia Atas Pengalaman Indahnya!

Catatan perjalanan: Malaysia, 09 - 12 Oktober 2012 Fotografer dan Penulis : Tri Sintarini

(**)

bottom of page